Itu lebih ke teriakan daripada bisikan, tapi saya ingat
mengatakan, "Jangan baca dari buku Pengantar HPI saja, oke, baca semua 8
buku Prof. Gouw!"
Jawaban ini tentunya sangat subyektif karena bergantung pada
konsentrasi dan jurusan yang Anda ambil di Fakultas Hukum masing-masing, dan
juga bergantung pada institusi yang Anda ikuti untuk pendidikan hukum Anda.
Dalam pengalaman saya sebagai penyintas yang mengejar gelar
Hukum Perdata Internasional (HPI), setiap mata kuliah dalam kurikulum HPI,
termasuk Hukum Antar-Hukum, sangatlah menantang. Hal ini ditunjukkan dengan
banyaknya jenjang residivis untuk kedua mata kuliah tersebut di Universitas
Indonesia, dimana HATAH telah menjadi mata kuliah wajib.
Apakah itu sebenarnya tugas yang menantang? Memahami konsep HPI
dan HATAH sangat menantang. Ini karena konsepnya cukup abstrak, dan akibatnya,
kita harus membuat asumsi tentangnya. Apalagi membayangkan Primary Point of
Connection (TPP) dan Secondary Point of Connection (TPS) [bagi Anda yang belum
pernah mengikuti kursus HPI atau HATAH pasti bingung].
Selain itu, ada banyak sekali buku yang perlu dibaca,
termasuk setidaknya 8 buku pegangan wajib yang ditulis oleh Profesor Gouw. Dan
sayangnya, tidak ada yang bisa dirangkum dari buku kedelapan karena sebenarnya
buku-buku tersebut adalah rangkuman dari buku-buku HPI yang ditulis oleh para
profesor dari negara lain!
Namun, seperti halnya kelas menantang lainnya, tingkat
objektivitas yang diharapkan dari siswa sangat tinggi karena:
1. Satuan Ajar Perkuliahan (SAP) sudah diberikan
sejak awal, sehingga semua materi ajar sudah dapat diketahui oleh mahasiswa.
Tidak hanya itu, jadwal kuis pun juga sudah diberikan (minus kuis mendadak),
maka dari itu, dosen HPI dan HATAH mengharapkan mahasiswa untuk mempelajari
materi kuliah pada hari itu sebelum masuk ke kelas, agar penekanannya adalah
pada diskusi, bukan pengajaran satu arah; dan
2. Dimungkinkan untuk memberikan nilai tinggi,
dan pada kenyataannya, pertanyaan yang diajukan pada tes atau tugas tidaklah
sulit. Ini karena pertanyaannya tidak terlalu melenceng dari apa yang
diajarkan. Oleh karena itu, mendapatkan nilai A yang sebenarnya sama sekali
tidak mustahil jika Anda rajin membaca buku-buku yang disarankan kepada Anda
dan memperhatikan dengan cermat di kelas.
Kalau menurut kalian,
apa mata kuliah hukum yang paling sulit?
Komentar
Posting Komentar